Langsung ke konten utama

[J6] Pengalaman Tes, Wawancara, dan Offering STAR Program– Ruangguru

    Bagi yang membutuhkan prolog, bisa baca dulu di [J0] Prolog, Sebagai Jobseeker ya! Malam itu, aku baru tau kalau ruangguru ada lowongan untuk STAR Program, penutupannya pukul 23,59 WIB, dan aku baru submit CV di websitenya puku 23.45 WIB. Lolos yaudah,  enggak yaudah.

Sekitar dua hari setelahnya, dapat kabar kalau lolos dari seleksi admin dan diundang untuk One Day Recruitment, which is berlangsung dua hari lagi HAHAHHAHA. Panik? Tentu. Cuma iseng, nggak tau itu program apaan. Aku langsung ngide ngehubungi kakak tingkat yang ada background sales, dapat sedikit banyak wejangan dari mbaknya.

Aku lupa-lupa ingat, ada psikotes nggak ya di sini? Entah, aku juga lupa, jika ada pun sepertinya mirip dengan psikotes lainnya. Nah, selanjutnya aku melakukan interview dengan 1 HR dan 3 kandindat lain. Aku mendapat urutan ke-4 dalam menjawab. Pertanyaannya basic sih, suruh perkenalan diri, kenapa kalian tertarik dengan STAR Program Ruangguru, apa yang kalian tau tentang STAR Program Ruangguru, pernah ada pengalaman jadi sales nggak, pernah ada pengalaman interaksi dengan audience nggak? Nah, ternyata gais, 3 kandidat lain tuh hanya aku yang fresh graduate. Mas pertama ada pengalaman dalam jualan online shop, mas kedua ada pengalaman dalam jualan di desanya, mas ketiga ada pengalaman jadi sales kopi selama dua tahun, mbak keempat alias aku tidak ada pengalaman jadi sales dan jualan.. Maaf saja nih, saat danusan, aja aku beli sendiri biar nggak repot nawarin ke yang lain.

Rasanya, insekyur banget mendengar pengalaman kandidat lain, untung saja aku urutan ke-4, jadi ada banyak waktu untuk mikir dan mempersiapkan kalimat. Nah, interview ditutup dengan roleplay, ya namanya sales, diminta untuk menawarkan program Ruangguru ke anak SMP – pura-puranya HR adalah anak SMP yang nggak mood banget. Kandidat 1-3 ada yang kurang sih menurutku, engga ada pendekatan ke anak SMP, jadi HR nya ya jawab males-malesan, iya-iya in aja, langsung tembak ke menawarkan program.

Saat giliranku, aku mencoba basa-basi dulu, untuk gain attention dari si anak SMP yang malas-malasan, script-nya seperti ini nih. Hai, nama kamu siapa? Oh, haii <nama>, kamu sekarang kelas berapa? Wah, sampai sekarang masih online terus ya sekolahnya? Gimana rasanya sekolah online, asik nggak? Ah, lebih enak sekolah offline ya. Ada yang kesusahan nggak selama sekolah online? Nah, HR nya tuh mau jawab agak panjang, artinya aku berhasil gain attention dari si anak SMP, kan?

Setelah itu, aku mulai masuk ke penawaran produk. <Nama>, tau nggak ruangguru apaan? Wah, udah tau ya? Pasti karena banyak iklannya di TV ya. Sip sip. Nah, kami dari ruangguru, ingin membantu <nama> agar tidak kesulitan lagi nih selama sekolah online. <mulai jabarkan program dan keuntungan>. <nama> pernah nggak kesulitan pas ngerjain soal? Dari ruangguru juga ada kakak-kakak yang siap membantu jika <nama> kesulitan nih. Oh ya, <nama> ada keinginan ke SMA mana nih? Wah, itu kan SMA paling bagus, pasti melihat nilai UN juga ya. Kami ada juga <mulai menawarkan program lain>. Gimana, <nama> tertarik nggak dengan ruangguru?? Kalau boleh nih, <nama> cerita ke mama papa, lalu kabarin lagi ya ke kakak! Jika mama papa setuju, nanti kakak yang bilang ke mama papa agar <nama> bisa ikut program dari ruangguru. Terima kasih, <nama>,  semoga kamu selalu dilancarkan ya sekolahnya!

Keren nggak script-nya? Ya kurang lebih seperti itu sih. Aku lancar dalam nawarin barang ke anak SMP tuh menurutku ada beberapa faktor. Pertama, aku mudah dekat dengan anak-anak. Kedua, otakku cepat dalam memproses kalimat-kalimat persuasive. Ketiga, aku ada jiwa penjual secara genetik. Keempat, aku ada jiwa anak kecil sehingga lebih mudah ngobrol dengan anak kecil. HAHAHAH.

One day recruitment ditutup dengan Final Exam tentang produk ruangguru. Banyak ngaconya sih, karena aku juga lupa, moon maapppp, produk ruangguru banyak, aku juga ga bisa ngapalin dalam dua hari, bund. Hahaha. Setelah one day recruitment, aku melupakan semua kejadian ini. Ya dari awal emang Cuma iseng, luar biasa banget sih kalau aku bisa lolos.

Tiga hari kemudian ada email dari ruangguru…. AKU DAPAT OFFERING! Wah. Kerja di kantor di Yogyakarta, dengan segala benefit dan peraturannya tercetak jelas di attachment email. Diberi waktu tiga hari untuk mikir. Akhirnya, aku memutuskan untuk tidak mengambil tawaran ini dengan berbagai pertimbangan.

Nah, masih ingat dengan kakak tingkat yang aku tanyain tentang sales? Ternyata, plot twist sekali bund, dia juga pernah ikut STAR Program, lolos sampai offering, tapi juga tidak diambil. Padahal saat di awal aku tanya, dia enggak kasih tau kalau dia ikutan, pas aku tanya, jawabnya “Biar kamu ngerasain tanpa spoiler.” Olrait, Mbak