Aku ingin sedikit
bercerita, mengenai bagaimana aku sangat dilindungi dan diberkati oleh Tuhan. Aku
merupakan manusia rata-rata. Tidak menonjol di satu bidang tertentu. Pastinya,
keunikan ini merupakan hadiah dari Tuhan. Aku bisa di IPA, tapi tidak menguasai
semua – matematika buruk, sedikit OK di Fisika, agak bisa diandalkan di Kimia
dan Biologi. Aku bisa di IPS, tapi tidak menguasai semua – paling tidak suka
dan benci Geografi, lumayan terbukti di Ekonomi, dan mampu menghafal Sejarah dalam
jangka waktu singkat.
Aku bisa di seni,
tapi sekadar bisa saja, tidak menguasai – aku bisa bermain alat musik, aku bisa
bernyanyi walau suaraku fals, setidaknya aku bisa ambil nada, dan aku bisa menggambar.
Aku bisa di Bahasa, mampu memahami sastra dan EYD Indonesia, tapi bodoh dalam
speaking Inggris.
Aku sering
merasa bingung dengan keunikan-ku ini. Aku bisa, sekadar bisa, tapi aku tidak
punya sesuatu yang bisa aku tonjolkan. Tak jarang aku iri dengan teman-teman
yang menguasai beberapa di antaranya. Contoh, Mas Pacar yang menguasai komputer,
temen kuliah yang menguasai Bahasa Inggris dan mendalami satu materi di kuliah
sehingga dia mendapat kesempatan untuk exchange di Inggris, temen SMA yang
sangat lihai di logika, hitungan, dan permainan piano-nya sangat indah.
Kadang aku bertanya,
kenapa aku tidak menguasai salah satu di antara-nya?
Tentu saja,
pertanyaan itu belum terjawab. Hanya asumsi-asumsi liar yang seakan menenangkan
diriku. Karena kamu saat kecil ngeyel sama Ibu yang mengarahkanmu.
Karena kamu enggak serius dan enggak mau mendalami satu bidang saja. Karena
kamu mudah bosan dengan satu hal. Karena kamu hanya ingin mengeksplorasi semuanya,
tanpa peduli akan kamu dalami atau tidak.
Namun, di
samping itu semua, aku sangat bersyukur Tuhan memberikan segala keunikan ini padauk.
Aku menjadi sosok yang serba bisa, sangat OK jika harus belajar dari nol, dan
aku merasa tidak tinggi hati – selalu menyadari bahwa ada yang jauh lebih hebat
dari padaku, dan menyadari pasti ada yang di bawahku.
Dengan keunikan
dan kemampuan rata-rata ini, aku masih bisa menjalani hidup. Aku masih bisa
juara 1 saat SD, 3 besar saat SMP, 5-10 besar saat SMA (actually, aku masuk 60
besar parallel di SMA dari 12 kelas), lolos SBMPTN di pilihan ketiga di UGM,
lolos USM STAN, lulus kuliah dengan predikat cumlaude walau aku kuliah
tidak di jurusan yang aku inginkan, bisa bekerja di tempat yang aku merasa
bahwa aku mampu untuk bekerja di situ.
Sombong sekali kamu?
Hahaha. Itu lah caraku menghibur dan meyakinkan diri sendiri, bahwa diriku
sangat hebat dengan parameter dari diri sendiri. Jika aku menggunakan parameter
lain, pastinya tidak akan bisa.
Tuhan memberikan
talenta dan keunikan pada masing-masing umat-Nya, hendaklah kamu selalu
bersyukur dan mengembangkan setiap talenta yang Tuhan berikan.
Good luck,
everybody.