Sebelum membaca bagian ini, hendaknya kalian membaca bagian [J5]Pengalaman Tes SHL dan Wawancara MDP – BCA dulu yah. Kenapa harus dibaca
sih, kan itu panjang banget. Ya karena saling berkaitan, nggak lucu
tiba-tiba aku dapat interview CRO BCA.
Oke, sudah dibaca kan?
Sebulan setelah pengumuman pukul 21.00 WIB yang mempupuskan harapan, aku
dapat pesan whatsapp dari HR Kanwil Semarang, untuk interview RO (yang setelah
ini diganti menjadi CRO – Customer Relationship Officer). Asaku kembali
melambung. Ada waktu satu minggu untuk persiapan.
Bersama Mas Pacar, aku belajar tentang Relationship Officer,
tentang marketing, bagaimana pengalaman RO tuh, produk-produk apa saja yang
diberikan oleh BCA melalui RO, dan hal lain yang terkait. Thank to Mas
Pacar yang dengan sabar mengajari aku tentang Relationship Officer dan
tentunya menjalin Relationship denganku ini. Halah apaan.
Interview dilakukan melalui video call whatsapp. Pertanyaan standar
juga ternyata, tidak menyebut produk-produknya BCA ahhaha. Perkenalan diri,
alasan kenapa ambil CRO, alasan kenapa ambil BCA, ngerti nggak CRO tuh ngapain
aja, kenapa sih kamu ambil kimia dan U**, IPK berapa emang target atau nggak,
kegiatan sehari-hari – kuliah – organisasi, daftar mana saja, kelebihan dan
kekurangan, apa saja tantangan selama kuliah?
Interview ditutup dengan informasi bahwa program RO diganti menjadi Customer
Relationship Officer dan informasi bahwa penempatan ada di Kanwil Semarang
(Jawa Tengah dan Yogyakarta). Sudah seminggu tapi belum ada kabar gais.
Nah, seminggu lewat dikit, aku dapat email kalau.. Aku ditolak (lagi)
oleh BCA untuk program CRO. Rasanya lebih sakit, aku nangis sejadi-jadinya
gengs, HAHAHHA. Mas Pacar sampai bingung gimana cara nenanginnya dan sampai
beliin cokelat buat nenangin aku. Asaku kembali hilang. Sampai kepikiran,
kenapa sih CRO aja aku nggak tembus? Perasaan aku bisa dan pede banget pas
interview. Kenapa aku nggak bisa tembus CRO? Ini gimana aku bakal dapat kerja
kalau gini aja ga bisa? Sangat negative thinking ya.
Pun pada akhirnya, aku merelakan keinginanku untuk kerja di BCA, walau
di email itu tersirat masih ada harapan untuk diproses di program lain, tapi
tetap saja, aku sudah kehilangan harapan, untuk kedua kalinya.